Kamis, 29 Maret 2012

MANAJEMEN FISIOTERAPI PADA LANSIA DENGAN INCONTINENSIA URINE



Muhammad Akraf

A. Definisi :
Inkontinensia Urine (IU) merupakan salah satu keluhan utama pada penderita lanjut usia. Inkontinenensia urine adalah pengeluaran urin tanpa disadari dalam jumlah dan frekuensi yang cukup sehingga mengakibatkan masalah gangguan kesehatan dan atau sosial. Variasi dari inkontinensia urin meliputi keluar hanya beberapa tetes urin saja, sampai benar-benar banyak, bahkan terkadang juga disertai inkontinensia alvi (disertai pengeluaran feses).
B. Etiology :
¢ Seiring dengan bertambahnya usia, ada beberapa perubahan pada anatomi dan fungsi organ kemih, antara lain: melemahnya otot dasar panggul akibat kehamilan berkali-kali, kebiasaan mengejan yang salah, atau batuk kronis. Ini mengakibatkan seseorang tidak dapat menahan air seni. Selain itu, adanya kontraksi (gerakan) abnormal dari dinding kandung kemih, sehingga walaupun kandung kemih baru terisi sedikit, sudah menimbulkan rasa ingin berkemih.
¢ Penyebab Inkontinensia Urine (IU) antara lain terkait dengan gangguan di saluran kemih bagian bawah, efek obat-obatan, produksi urin meningkat atau adanya gangguan kemampuan/keinginan ke toilet. Gangguan saluran kemih bagian bawah bisa karena infeksi
C. Patofisiologi :
Inkontinensia urine dapat terjadi dengan berbagai manifestasi, antara lain:
¢ Fungsi sfingter yang terganggu menyebabkan kandung kemih bocor bila batuk atau bersin. Bisa juga disebabkan oleh kelainan di sekeliling daerah saluran kencing.
¢ Fungsi otak besar yang terganggu dan mengakibatkan kontraksi kandung kemih.
¢ Terjadi hambatan pengeluaran urine dengan pelebaran kandung kemih, urine banyak dalam kandung kemih sampai kapasitas berlebihan.
D. PROGNOSIS
Inkontinensia urin mempunyai kemungkinan yang besar untuk disembuhkan, terutama pada penderita dengan mobilitas dan status mental yang cukup baik. Bahkan bila tidak dapat diobati sempurna, inkontinensia selalu dapat diupayakan lebih baik, sehingga kualitas hidup penderita dapat ditingkatkan dan meringankan beban yang ditanggung oleh mereka yang merawat penderita


F. PEMBAGIAN INKONTINENSIA
1) Tipe Luapan¢Tipe ini ditandai dengan kebocoran/keluarnya urin, biasanya dalam jumlah sedikit karena desakan mekanik akibat kandung kemih sudah sangat tegang.
2)  Tipe Fungsional¢Tipe fungsional ditandai dengan keluarnya urin secar dini akibat  ketidakmampuan mencapai tempat berkemih karena gangguan fisik atau kognitif maupun gangguan lingkungan lainnya.


 G. Proses Fisioterapi
ASSESSMENT FISIOTERAPI 

 A. Anamnesis Umum : 

Nama, Umur, Sex, Alamat, Pekerjaan,   Hobby, dll.  

B. Anamnesis Khusus : 

 KU  : sering ngompol & tdk disadari.  Kapan  : 1 minggu yang lalu  Penyebab  : tdk diketahui.  RPP  : 2 mgg yg lalu kena stroke/melahirkan.

Pemeriksana Vital Sign :

Tekanan Darah ??

 Pernapasan ??

Nadi ??

Aktualitas Nyeri ??

Pemeriksaan Inspeksi :

1. Statis 

Perhatikan posture serta ekspresi pasien.Perhatikan regio lumbal abdominal musc, gluteus musc, garis bokong, dll)

2. Dinamis

Dapat dilihat ketika pasien berjalan (tdk terlalu memberikan informasi). 

Pemeriksaan Fungsi :

}Orientasi Test   Suruhlah pasien untuk batuk, kemudian tanyakan apakah saat   itu terjadi BAK.

}Pemeriksaan Aktif  Pasien disuruh untuk menahan BAK & BAB, apakah pasien mampu  melakukan?.

}Pemeriksaan Pasif & TIMT sulit dilakuka   kecemasan tampak pada wajahnya.

 Pemeriksaan Spesifik Fisioterapi :

}Palpasi

}Tes uji ngedan  - pasien duduk dibangku, pahanya dibukakemudian mengedan     atau batuk.  - vesika diisi dengan cairan berwarna biru melalui kateter,      kemudian pasien diberi handuk untuk mengalas pada bagian      kelaminnya, selanjutnya disuruh berjalan, batuk atau      mengedan.}Kekuatan Otot Pelvic Floor

}Muscle Endurance.

}The perfect schemeMerupakan anonim dari : 

  P     : Power  

  E     : Endurance   

  R     : Repetition 

   F     :  Fast   

 ECT :  Every Contraction time

POWER :

}DIGAMBARKAN DENGAN NILAI 0 – 5

}0 : Tidak ada kontrol

}1 : Ada denyutan di jari

}2 : Dirasa ada peningkatan tegangan tanpa terangkat .

}3 : Ketegangan meningkat dengan pengangkatan dinding posterior vagina

}4 : Peningkatan tegangan dengan kontraksi  yang baik serta mampu                 mengangkat dinding posterior vagina dengan tahanan.

}5 : Tahanan kuat dapat dilakukan dan jari penguji terjepit 


Endurance :

untuk mengukur daya tahan yang menggambarkan lamanyatahanan satu kontraksi dari  0 - 10

}REPETITIONmengukur pengulangan gerakan otot dasar panggul dengan nila pengulangan 1 – 10 kali ulangan,istirahat 4 detik sebelum kontraksi berikutnya Lebih dari 4 detik tanda kelelahan.

}FAST   mengukur kecepatan otot dengan nilai 1 – 10 kali kontraksi  (kontraksi cepat

}PROSEDUR PENGUKURAN  higienis :  - Perhatikan kebersihan tangan untuk mencegah      transmisi infeksi.  - Cuci bersih jari dan tangan penguji atau       gunakan sarung tangan.  - Perhatikan untuk tidak menyentuh bagian atau      benda lain selama pemeriksaan dengan jari      yang digunakan untuk memeriksa.  - Bersihkan tangan sebelum memeriksa satu      pasien.

}Posisi pasien : -Tidur terlentang dengan kepala tersanggah bantal.  - Hip fleksi, abduksi dan lutut fleksi.  - Pasien relaks/tidak tegang

}Penguji  : - Memberikan informed consen        untuk persetujuan pemeriksaan.    - Masukkan jari je vagina sedalam  4 – 6 cm    - Posisi jari ada di jam 4 dan 8.

PEMERIKSAAN TAMBAHAN

}Laboratorium

}X-Ray

Diagnosis Fisioterapi : (Contoh)

}Gangguan fungsional BAK akibat kelemahan pelvic floor muscle post stroke.

}Inconentia urine akibat kelemahan pelvic floor muscle post trauma capitis.

Intervensi Fisioterapi :

Kegels Exercise:

Latihan Kegels diciptakan pertama kali lebih dari 40 tahun yang lalu oleh seorang gynecologist bernama Arnold Kegel, M.D., yang melihat perlunya latihan ini bagi perempuan sehabis melahirkan.  Diketahui bahwa latihanini juga perlu bagi perempuan selama masa kehamilan.


 Teknik Latihan Kegels Exercise :

1. Posisi duduk tegak pada kursi dengan panggul dan lutut tersokong dengan rileks.

2.Badan sedikit membungkuk dengan lengan menyangga paha.

3.Konsentraksikan kontraksi pada daerah vagina, uretra dan rektum.

4.Kontraksikan otot dasar panggul seperti menahan berkemih.5.Rasakan kontraksi otot dasar panggul.

6.Pertahankan kontraksi sebatas kemampuan (+10 detik).

7.Rilekskan otot dasar panggul.

8.Kontraksikan lagi (tanpa kontraksi abdominal musc dan tdk menahan              napas). Letakkan tangan pada perut.

9.Rileks lagi.

10.Sesekali kontraksi dipercepat. Tahap awal 3X pengulangan.

11.Lakukan kontraksi sambil beraktivita (seperti, tertawa, batuk, bangun dari kursi, jogging, dll).

12.Lakukan kontraksi 10x  lambat, 10x cepat. Tiap kontraksi ditahan selama 10 hitungan, 6-8 dalam sehari.

Electrical Stimulation :
Teknik Electrical Stimulation (ES) :

}Electrode indefenden ditempatkan pada sistem persarafan segmental regio sacral atau thoracal.

}Electrode aktif ditempatkan pada regio sedekat mungkindengan pelvic floor muscle.

}Apabila kontraksi dirasakan tidak nyaman atau kurangkuat dpt dilakukan     secara internal dengan electrodekhusus dan higienis.


Tujuan ES :
a. Melatih pelvic floor musc(Pelvic floor     
      reeducation).
 b. Memfasilitasi kontraksi.
 c. Mempertahankan sifat fisiologis otot dasar panggul.
 d. Mengevaluasi program terapi.

Dosis :

 }Intensitas  : tergantung dari kontraksi yang   muncul (perhatikan nyeri yang    muncul).

}Durasi pulsa: durasi pendek untuk  merangsang serabut motorik.

}Frekuensi arus: 10-40 Hz.

}Waktu  : 10-30 menit/hari selama 3 bln.

Biofeedback :

}Digunakan untuk membantu pasien dalam mengontrol kontraksi & rileksasi pada pelvic floor muscle.

VAGINAL CONES :Vaginal Cones  digunakan untuk  perempuan  dalam hal membantu menguatkan  pelvic floormuscle.Vaginal cones dimasukkan ke dalam vagina dan otot dasar panggul  dikontraksikan untuk  mencegah vaginal cones keluarBeban selalu ditambah berdasarkan kemajuan  pasien.


Home Program :

}Latihan menahan BAB.

}Latihan menahan BAK. (Bisa dilakukan secara bersamaan BAB & BAK)

}Vaginal Cones (Jika pasien memiliki alatnya)

Evaluasi :
}Kekuatan otot??
}Endurance??
}Kontrol perkemihan??




1 komentar:

  1. Mau tanya dong, untuk tes uji ngedan nya itu kan tiap opsi punya poinnya. Nah untuk interpretasinya di nilai berapa ya kak?? Misal seperti jika total nilai berapa dikatakan positif inkontinensia begitu

    BalasHapus